Pak Triyogi Hanya Pengganti

Sunday, January 30, 2011

Ucapan selamat atas terpilihnya Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono sebagai Rektor ITS Periode 2011–2015 disambut penuh suka cita oleh sejumlah elemen kampus, baik mahasiswa, dosen, karyawan, dan alumni. Terpilihnya Guru Besar Jurusan Teknik Mesin FTI itu menghadirkan harapan baru terhadap kemajuan ITS dalam berbagai bidang, termasuk bidang penelitian berbasis laboratorium.

Ada pula harapan akan perbaikan sejumlah tradisi sehingga ITS menjadi lebih baik. Setidaknya, itulah sebagian komentar yang bisa diikuti pada web-site ITS setelah Kementerian Pendidikan Nasional resmi mengumumkan hasil pemilihan Rektor ITS Rabu (12/1). Melalui konferensi pers yang digelar di Gedung Rektorat ITS tersebut, Kemendiknas yang diwakili oleh  Prof. Djoko Santoso, Dirjen Pendidikan Tinggi, mengumumkan nama Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA sebagai Rektor ITS terpilih periode 2011-2015.

Salah satu komentar berbunyi ”Alhamdulillah selesai, Pak Nuh, Pak Probo tetap rektor, Pak Triyogi hanya pengganti dan penerusnya. Semua rektor ITS punya prestasi masing-masing, mari kita lanjutkan perbaikan dan pembangunan ITS untuk lebih baik.”. Komentar ini menarik karena meski terkesan lucu, sesungguhnya dapat kita apresiasi secara proporsional.

Penulis jadi teringat predikat ”hanya sebagai pengganti” yang diberikan kepada semua gubernur Jawa Timur yang menggantikan almarhum H. Mohammad Noer. Ketika ditanyakan siapa Gubernur Jawa Timur, maka jawabannya adalah Mohammad Noer. Jika penanya tidak percaya karena Pak Noer sudah tidak menjabat gubernur dan mengatakan bahwa Gubernur Jatim adalah Soenandar Prijosudarmo, maka akan ada pernyataan ”Gubernur Jatim ya Pak Noer, Pak Nandar hanya penggantinya”. Joke itu pun masih dipakai sampai beberapa kali penggantian Gubernur Jatim berikutnya.

Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA memang menggantikan Prof. Ir. Priyo Suprobo, M.S., Ph.D. sebagai Rektor ITS. Sampai dengan 2015, Pak Yogi, demikian biasanya beliau disapa, mengemban amanat sebagai pemimpin tertinggi ITS dengan segala wewenang dan tanggung jawabnya. Tugas dan amanat itu tidak ringan mengingat  sejumlah tantangan yang dihadapi, termasuk globalisasi dan tantangan perguruan tinggi.

Pada kurun waktu 10-15 tahun ke depan, perguruan tinggi Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan besar yang perlu direspon dengan bijaksana. Globalisasi ekonomi dan revolusi teknologi informasi adalah dua kekuatan besar yang amat mempengaruhi dunia penguruan tinggi Indonesia. Kalau lembaga pendidikan tinggi nasional, termasuk ITS, tidak mampu merespon tantangan globalisasi ini dengan memadai, diperkirakan lembaga tersebut akan tidak mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat dan secara pelan tetapi pasti akan kehilanganan peranannya (Sofyan Effendi, 2003).

Tantangan lain yang tak kalah penting adalah kepercayaan yang relatif besar kepada perguruan tinggi, tak terkecuali ITS, sebagai kekuatan moral yang dapat menjaga nilai-nilai kejujuran dan objektivitas. Perguruan tinggi dianggap dapat dipercaya dalam menangkap perubahan yang sedang terjadi di masyarakat dan berusaha memenuhi tuntuan masayarakat sesuai kapabilitas perguruan tinggi.

Dalam hal ini, kita dapat membuktikannya dengan ditunjuknya ITS dalam pemantauan dan pengawasan Ujian Nasional SMP/MTs dan SMA/SMK pada tahun-tahun terakhir atau kontribusi ITS dalam proses penerimaan CPNS di lingkungan Provinsi Jawa Timur beberapa tahun terakhir pula. Ini sekaligus pula membuktikan bahwa ITS dapat menjadi “penjaga gawang” yang baik dan berkomitmen untuk berkontribusi secara efektif dalam proses pembangunan.

Rektor ITS memang bukan hanya Pak Probo. Rektor-rektor sebelumnya seperti  Pak Nuh, Pak Sugiono, Pak Harijono Sigit, Pak Mahmud Zaki, dan sejumlah rektor sebelumnya, mempunyai andil besar masing-masing dalam memajukan dan mengembangkan ITS. Mereka telah mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran masing-masing hingga ITS seperti yang kita saksikan sekarang ini.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing, mereka telah membawa berbagai kemajuan dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik. Melaui Renstra dan Renop, rektor-rektor ITS telah berupaya mendorong pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi berjalan sebaik mungkin. Peningkatan fasilitas dan pembangunan infrastruktur terus dilakukan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan ITS ke depan. Pembangunan fasilitas baru terus dilakukan seiring dengan keinginan untuk memberikan layanan akademik dan administrasi yang memadai kepada seluruh civitas akademika ITS dan stakeholder.

Tak lama lagi, Pak Yogi akan dilantik sebagai Rektor ITS menggantikan Pak Probo. Sebagai pengganti, sudah barang tentu Pak Tri Yogi punya ”impian”, termasuk salah satu yang menjadi grand design concept-nya: menggalakkan program pengembangan dan pemberdayaan laboratorium, program yang dianggapnya sebagai program wajib untuk segera direalisasikan. Pada sisi lain, Pak Yogi telah berjanji untuk melanjutkan pembangunan ITS baik di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Serta meningkatkan upaya yang langsung memberi manfaat bagi kemajuan bangsa.

Sebagai pengganti, guru besar asli Tulungagung ini berkeinginan untuk lebih menitikberatkan pada keberlanjutan. “Yang baik ya dilanjutkan, dan mencari dimana kekurangannya untuk diperbaiki ke depan,” katanya saat diwawancarai sesaat setelah terpilih. Sebagai civitas akademika ITS, sudah sepantasnyalah kita memberikan dukungan penuh agar mantan Dekan FTI yang  akan resmi dilantik sebagai Rektor ITS pada 12 April 2011 ini dapat mengemban amanat sebagai Rektor ITS Periode 2011–2015 sebaik mungkin. Selamat Pak Yogi! Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir batin kepada Pak Yogi dan kita semua.

0 komentar:

Post a Comment

 
HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI © 2015 | Divisi Media Informasi Departemen Dalam Negeri 2015/2016